“Mari mengaktifkan tradisi Maghrib mengaji atau tradisi membaca Al Quran usai shalat Maghrib. Jangan biasakan anak-anak kita menonton televisi pada waktu maghrib,” pintanya.
Disampaikan Herliyan, tradisi Maghrib mengaji banyak memberikan manfaat. Pertama, terjadinya komunikasi antara anak dengan orang tua, sehingga dapat berbagi ilmu agama serta akhlak dan budi pekerti. Kedua, dapat menghindari diri dari kegiatan-kegiatan malam, seperti penyimpangan prilaku, penggunaan obat-obat terlarang, kenakalan remaja dan pengaruh negatif dari lingkungan.
“Selain itu, untuk pembinaan Al Quran bagi anak-anak kita, saya berharap agar terus menghidupkan taman pendidikan Al Quran (TPA/TPQ) dan bentuk lainnya. Gaungkanlah syi’ar Islam melalui gemar membaca Al Quran sejak usia dini. Alokasi Dana Desa (ADD) juga dapat dimanfaatkan untuk pembinaan pendidikan Al Quran ini, terutama untuk membayar upah lelah guru-guru mengaji,” imbuhnya.***(dik)